CELEBRITY UPDATE – Banyak sineas Indonesia yang kini merambah Hollywood, salah satunya Joe Taslim. Setelah sukses dengan “The Raid”, ia dilirik oleh banyak sutradara asing untuk membintangi film-film mereka.
Ia telah menugaskan beberapa film Hollywood, yang terbaru adalah “Mortal Kombat 2”. Aktor berusia 44 tahun ini juga berbagi pandangannya tentang perlakuan yang diberikan oleh studio-studio Hollywood.
Ia menjelaskan bahwa Hollywood memiliki persyaratan yang sangat ketat untuk keselamatan dan kenyamanan para aktornya. Mereka memiliki perjanjian yang mewajibkan semua studio untuk memberikan perhatian maksimal kepada para aktor dan menyediakan asuransi sebelum syuting.
“Hollywood itu aman. Para aktor tidak akan terlalu lelah, cedera, atau mengalami masalah apa pun karena mereka memiliki asuransi,” jelasnya dalam sebuah wawancara di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (16 September).
Selain itu, syuting mengikuti jadwal yang tetap dan tidak memakan waktu terlalu lama. Jika ada kendala, syuting dilanjutkan keesokan harinya untuk mencegah para aktor kelelahan atau kelelahan.
“Bisa dibilang sangat manusiawi, tapi juga sangat penuh pertimbangan,” jelasnya.
Senada dengan Joe Taslim, Timo Jayanthu baru-baru ini mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan detikpop perbedaan yang ia alami saat syuting film-film Hollywood.
Menurutnya, film tersebut kekurangan unit kedua. Tujuan tim ini adalah untuk meningkatkan efisiensi syuting dan menghindari pengambilan gambar ulang adegan yang sama.
Baca juga : Matt Reeves Sesumbar Soal Jalan Cerita The Batman Part II
Timo juga membandingkan proses syuting Nobody 2 dengan Shadow Rangers, yang memakan waktu jauh lebih lama. Ia hanya syuting dalam 35 hari, sementara film Netflix tersebut memakan waktu 67 hari.
“Jadi, perbedaannya sangat besar. Satu-satunya perbedaan adalah kali ini kami memiliki unit kedua, dan kami berkata, ‘Oke, saya akan syuting semuanya dengan wajah Bob (Odenkirk). Tapi begitu Bob tidak ada, seperti hanya menghentakkan kakinya dan tidak memperlihatkan wajahnya, itulah yang dilakukan unit kedua,'” jelasnya.
“Bekerja dengan direktur unit kedua adalah pengalaman yang benar-benar baru bagi saya. Karena biasanya di Indonesia, detail sekecil apa pun seperti pensil yang jatuh pun saya yang mengarahkannya,” pungkasnya.

