Timo Tjahjanto Mengungkap Perbedaan Produksi Hollywood dan Indonesia

Timo Tjahjanto Mengungkap Perbedaan Produksi Hollywood dan Indonesia
Timo Tjahjanto Mengungkap Perbedaan Produksi Hollywood dan Indonesia

CELEBRITY UPDATE – Hollywood adalah industri hiburan terbesar dan tertua di dunia, jadi tidak mengherankan jika ada banyak hal yang bisa dipelajari darinya. Terutama di industri perfilman, terdapat banyak perbedaan signifikan antara keduanya, termasuk dalam hal produksi.

berbincang langsung dengan Timo Tjahjanto, sutradara “Nobody 2”, tentang pengalaman langsungnya bekerja dengan kru Hollywood dan beradaptasi dengan kecepatan mereka. Ia berbagi pengalaman awalnya.

“Pengalaman pertama saya di sini adalah bekerja dengan unit kedua,” ujarnya.

Ia menjelaskan peran unit kedua: mengambil gambar yang tidak dapat diambil oleh sutradara selama proses syuting. Tim ini dibentuk untuk meningkatkan efisiensi pengambilan gambar dan menghindari pengambilan ulang berkali-kali untuk menangkap sudut yang berbeda.

Timo juga membandingkan proses syuting “Nobody 2” dengan “Shadow Rovers”, dan mencatat bahwa “Shadow Rovers” hanya memakan waktu 35 hari, sementara film Netflix tersebut memakan waktu 67 hari.

“Jadi, prosesnya sangat berbeda. Satu-satunya perbedaan adalah kami memiliki unit kedua, dan saya akan merekam semua gerakan yang melibatkan wajah Bob (Odenkirk). Namun, ketika Bob tidak ada di sana, seperti tendangan tanpa memperlihatkan wajahnya, hal itu ditangani oleh unit kedua.”

“Jadi, kolaborasi antara saya dan sutradara unit kedua merupakan pengalaman yang benar-benar baru bagi saya. Karena di Indonesia, bahkan hal-hal kecil seperti pensil yang jatuh pun biasanya saya yang mengarahkannya,” jelasnya.

Menurut Timo, praktik ini sebenarnya cukup diperlukan di Indonesia untuk menghemat biaya produksi. Ia juga memuji profesionalisme kru Hollywood.

“Selain itu, tingkat profesionalisme di Hollywood sebenarnya cukup berbeda. Karena di Hollywood, mudah untuk melakukan pekerjaan dengan baik—jika tidak, Anda bisa kehilangan pekerjaan! Dan itu sangat disiplin, jadi orang-orang di sini secara alami lebih disiplin,” kata Timo.

Ia juga mengatakan bahwa dibandingkan dengan Hollywood, industri perfilman Indonesia masih relatif muda, jadi wajar jika kita belum bisa mengejar ketertinggalan sepenuhnya saat ini. Namun, ia optimistis Indonesia dapat mencapai level tersebut karena kemajuan signifikan yang telah dicapai di bidang ini.

“Namun, saya tetap harus mengatakan bahwa kita juga sedang bergerak menuju tujuan ini. Karena saya melihat film-film Indonesia terus berkembang, kualitasnya semakin baik, dan semakin keren! Jadi, ini hanya masalah waktu,” pungkasnya.