Sinopsis Film Beirut, Konflik Panas di Lebanon

Film Beirut

CELEBRITY UPDATE – Sinopsis film Beirut hendak dibahas dalam postingan Okezone kali ini. Beirut, pula diketahui selaku The Negotiator di Inggris Raya, merupakan film thriller politik Amerika Serikat tahun 2018 yang disutradarai oleh Brad Anderson serta ditulis oleh Tony Gilroy.

Difilmkan pada tahun 1982 sepanjang Perang Kerabat Lebanon, film ini diperankan oleh Jon Hamm selaku Mason Skiles, seseorang mantan diplomat AS yang kembali bertugas di Beirut buat menyelamatkan seseorang kolega dari kelompok yang bertanggung jawab atas kematian keluarga Skiles. Rosamund Pike, Dean Norris, Shea Whigham, Larry Pine, serta Mark Pellegrino pula membintangi film ini.

Bagi pembahasan Rotten Tomatoes, film ini menemukan rating persetujuan sebesar 82% bersumber pada 132 pembahasan, serta rating rata- rata 6, 7/ 10.

Sinopsis Film Beirut

Pada tahun 1972, Mason Skiles merupakan seseorang diplomat AS di Lebanon yang tinggal di Beirut dengan istri Lebanon- nya, Nadia. Mereka baru saja mulai Oddigo menjaga Karim, seseorang bocah Palestina berumur 13 tahun yang mengaku tidak mempunyai keluarga. Dikala mengadakan acara, Skiles dihadapkan oleh temannya, Pejabat CIA Cal Riley, yang mau mengecek Karim sebab kerabat Karim, Rafid Abu Rajal, sudah berhubungan dengan pembantaian Munich 1972. Acara tersebut seketika diserbu oleh Rafid serta kelompoknya, yang menculik Karim; dalam baku tembak yang terjalin, Nadia tewas.

10 tahun setelah itu, Skiles sudah jadi seseorang alkoholik serta bekerja selaku arbitrator tenaga kerja mandiri di New England. Dikala berjuang buat melindungi firma kecilnya senantiasa bertahan, dia approached oleh Sully, seseorang klien lama, atas nama pemerintah AS. Sully mengatakan kalau Skiles dimohon buat kuliah akademis di Lebanon, serta memberinya duit, tiket pesawat, serta paspor. Skiles awal mulanya menolak tetapi memutuskan buat berangkat ke Beirut. Ia berjumpa dengan Bernard, seseorang pihak yang mengurus seluruh urusan di tempat, serta sebagian pejabat pemerintah, tercantum Pejabat CIA Donald Gaines, Pejabat CIA Sandy Crowder, Kolonel Gary Ruzak dari Dewan Keamanan Nasional, serta Duta Besar Frank Whalen, serta mengenali kalau Cal Riley baru saja diculik di Lebanon. Para penculik secara spesial memohon Skiles selaku negosiator.

Kelompok tersebut berjumpa dengan para penculik serta menciptakan kalau Karim saat ini mengetuai organisasi tersebut. Karim menuntut pembebasan saudaranya selaku imbalan atas Riley, walaupun Amerika keluhan kalau mereka tidak mempunyai Rafid dalam tahanan. Skiles curiga kalau Israel yang memegang Rafid, serta berangkat dengan Ruzak buat membenarkan pembebasannya. Israel mengatakan kalau mereka tidak mempunyai Rafid, serta Skiles kembali ke Beirut buat berjumpa dengan Alice, istri Riley. Alice menyalahkan Skiles atas penculikan Riley, yakin kalau Riley senantiasa tinggal di Lebanon sebab rasa bersalahnya atas kematian Nadia.

Keesokan harinya, dikala Skiles lagi melaksanakan kuliah di Universitas Amerika di Beirut( alibi formal kunjungannya), suatu bom mobil meledak di luar gedung. Dalam kekacauan yang terjalin, Skiles diinstruksikan buat berjumpa dengan Karim. Karim membawanya ke Riley, yang diam- diam memberitahu Skiles kalau Organisasi Pembebasan Palestina( PLO) yang memegang Rafid serta kalau Gaines tidak bisa dipercaya. Saat sebelum membebaskan Skiles, Karim mengecam hendak menjual Riley ke Iran kecuali Rafid dikembalikan nanti malam. Skiles kembali ke apartemen Riley buat mencari petunjuk, di mana dia berjumpa dengan Crowder. Ia mengatakan kalau Gaines sudah mencuri duit dari kedutaan serta kalau Riley sudah membuat laporan tertulis, tetapi tidak mengirimkannya kepada otoritas CIA, saat sebelum menghilang. Skiles meyakinkan Crowder kalau PLO yang memegang Rafid, serta dia mencuri$4 juta dari kantor CIA buat diganti dengan Rafid.